Ahmad Bustomi (lahir di
Jombang,
Jawa Timur,
13 Juni 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain
sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk
Arema Indonesia di
Liga Super Indonesia, sebelum di Arema ia bermain untuk
Persema Malang dan
Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di
Malang Raya. Saat memperkuat Persema, nama Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23
Asian Games,
SEA Games, dan
Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke
Belanda dan
Argentina. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari
Danurwindo, mantan pelatihnya di
Persema Malang.
[1] Saat ia menjadi penggawa
Tim nasional sepak bola indonesia di ajang
Piala AFF 2010 asuhan
Alfred Riedl. Dia biasa berposisi sebagai
Midfielder. Tentang pemain idolanya, Tomi menyebut satu nama,
Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi gelandang Timnas pada era
Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia terkenal memiliki tendangan kencang dan akurat. Tomi bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema.
Kehidupan pribadi
Ahmad Bustomi dilahirkan dari pasangan Jumari dan Sarmiati pada 13 Juli 1985 di
Jombang. Hanya saja, 40 hari setelah dilahirkan, Tomi diboyong oleh kedua orang tuanya ke
Malang. Selanjutnya, Jumari beserta keluarganya mengadu nasib ke
Jakarta. Bertahun-tahun mengadu nasib, Jumari akhirnya kembali ke kampung halamannya di daerah
Karangploso,
Malang. "Saat kembali dari Jakarta, Tomi masih duduk di kelas V
SD. Kemudian menantu saya, Jumari, mendirikan bengkel untuk menopang ekonominya," kata Atikah (nenek Ahmad Bustomi) mengenang perjalanan cucunya itu.
Nah, saat berada di kota dingin itulah Bustomi menekuni permainan si kulit bundar tersebut.
[2] Satu kenangan yang tak pernah dilupakan bagi kedua orang tuanya, Jumari dan Sumiati adalah saat menjual perhiasan untuk bisa membelikan sepatu baru bagi sang anak ketika akan masuk dalam seleksi
Persema Malang. "Pada saat itu sepatu bolanya sobek dan tidak bisa dipakai. Mau beli tak punya uang. Terpaksa saya jual anting-anting seberat 1 gram dan laku 100 ribu. Uang itu untuk membeli sepatu bola," aku Sumiati.
[3] Tomi merupakan pribadi yang dikenal santun, religius, dan bersahaja. Tidak heran ketika waktu beranjak
Maghrib, dia mohon diri untuk menunaikan
shalat seraya kemudian berjanji (dan menepatinya!!) untuk bertemu kembali setelah makan malam.
[4] Ia menikah dengan Fina Dian Sari teman semasa
SMP yang kini bekerja sebagai asisten
apoteker di RSSA (
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar)
Malang.
[5]
Karir
Klub
Cimot atau Tomi nama panggilan sehari-hari Bustomi, mulai mengenal sepakbola waktu ia masih duduk di bangku
SD. Ia pun mendaftar di SSB Unibraw 82, sebuah SSB yang dibawah naungan
Universitas Brawijaya. Di suatu turnamen pemandu bakat melihat potensi besar pada Tomi remaja akhirnya ia terjaring dalam seleksi, dan masuk dalam tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr di Kompetisi Liga Remaja
Piala Soeratin U-18, di Persema U-18 ia dipercaya sebagai Kapten kesebelesan. Tahun 2004 awal mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi bagian dari tim
Persikoba Batu. 2005 ia memperkuat tim
Persema Malang bersama
Pitono dan
Abdi Gusti pemain seangkatan di Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh
Danurwindo. Musim 2008 ia menyebrang ke tim se-kota
Arema Malang, dan di musim kompetisi 2009-2010 membawa
Arema Indonesia menjadi juara
Liga Super Indonesia dan runner up
Piala Indonesia.
Timnas
Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23
Asian Games,
SEA Games, dan
Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke
Belanda dan
Argentina. Di
Belanda diasuh oleh
Foppe de Haan dan
Bambang Nurdiansyah serta
Ivan Kolev di
Argentina.
[6] Di Timnas U-23 ia jalani pada tahun 2006 hingga 2007. Debutnya bersama
Tim nasional sepak bola Indonesia ketika timnas
Indonesia berhadapan dengan
Uruguay 8 Oktober 2010 di
Stadion Gelora Bung Karno,
Jakarta.